Berpantun Sehari


Headline koran warna tebal
Berita korupsi setiap hari
Dunia ini memang nakal
Tak peduli orang sedang jatuh hati

Membaca Koran makan roti
Minum kopi di teras rumah
Mencari yang kurang dalam hati
Agar cinta tak mudah berubah

Loker Koran bersepeda
Tersenyum riang penuh tawa
Walau kita belum berdua
Biarlah cinta kan kubawa

Sibuk di kantor kerja keras
Penuh tugas apalagi lembur
Cinta Dinda akan berbekas
Menjadi satu dan melebur

Makan siang di restoran
Tempat mewah orang berdasi
Kalau Dinda kini berkenan
Terimalah pinangan diri ini

Makan siang minum kopi
Kopi manis sedikit coklat
Biarlah rembulan jadi saksi
Mas kawin cincin dan alat sholat

Sendiri di meja kerja
Foto keluarga di depan mata
Bagai Ratu dan Raja
Berdiri di pelaminan kita berdua

Sang surya mulai merunduk malu
Penuh hasrat ke pelabuhan
Harian cinta menjadi Satu
Setiap detik, setiap bulan

Koran sore tak lupa dibaca
Kue kering menjadi teman
Cinta dan mesra kini berkaca
Saat Dinda lemas dalam pangkuan

Langit sore berubah mendung
Tak seindah langit lazuardi
Bulir air mata tak terbendung
Katamu “Jagalah cinta ini”

Begitu cepat malam datang
Makan malam belum tersaji
Terasa cepat saat maut datang
Cintaku pupus tak lagi semi

Gelap malam hitam legam
Dingin malam menyapu salju
Cinta insan mudah padam
Saat jiwa dan cinta tak menyatu

Hening malam sepi menyayat
Kantukpun tak kujung datang
Cintaku untuk Dinda telah terbaiat
Walau fajar dunia telah datang

Selimut malam mulai digelar
Dingin malam hingga masuk tulang
Biarlah cinta ini akan mengakar
Walau kini engkau telah pulang
Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar