Listrik Biar-Pet, bikin Mumet



Apa kita pernah membayangkan rumah gelap tanpa listrik di malam hari? Rumah hanya disinari oleh sinar terang rembulan. Rumah dan ruangan kita, hanya ada lampu teplok, seperti zaman kedua orang tua kita kecil dulu. Teknologi pemanfaatan energy semakin menunjukkan segala kehebatan serta kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan enegi saat ini. Listrik sebagai salah satu energy yang saat ini menjadi vital dan primer dalam pemenuhannya. Dan teknik pembangkitan listrik yang berkembang saat ini, mulai dari teknik yang masih bersifat konvensional hingga canggih luar dalam. Teknik pemanfaatan bendungan sebagai pembangkit tenaga listrik, hingga energi nuklir yang milayaran kilowatt power listrik dihasilkan dalam sekali reaksi fisi satu gram bahan radioaktif. Sitem transmisi serta distribusi yang telah dilengkapi dengan berbagai teori dan hukum para ilmuwan sistem tenaga listrik, membuat listrik akan semakin mudah masuk ke setiap hunian, lorong serta gang sempit di seluruh pelosok Indonesia.

Seperti yang telah ditulis di paragraph sebelumnya, bahwa listrik kini semakin menjadi barang yang primer dan mendasar untuk dipenuhi. Banyak aktivitas manusia yang sangat tergantung akan keberadaan listrik. Kegiatan rumah tangga, industri, sekolah, dan berbagai aktivitas lainnya. Oleh karena itu industri listrik sangat penting keberadaannya dalam penunjangan kebutuhan hal tersebut.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi ujung tombak dalam pemenuhan kebutuhan listrik tersebut. Karena PLN adalah pemasok utama segala kebutuhan electricity power tersebut. Mulai dari pembangkitan, transmisi dan distribusi, hingga konsumsi ke pelanggan, PLN adalah yang bertanggung jawab, disamping swasta. Meski PLN adalah yang memiliki porsi yang paling besar.

PLN secara normal tidak akan kehabisan energy dan berbagai alternative energy yang lain untuk energy awal penggerak turbin pembangkit listrik. Dengan keadaan SDA dan alam Indonesia yang sungguh kaya potensi. Namun apa boleh buat, saat ini Indonesia mengalami krisis listrik yang kian carut marut. Pertumbuhan konsumen dan peniggkatan daya persediaan listrik untuk konsumsi, seolah seperti timbangan miring ynag tidak seimbang. Salah satu sisi menunjukkan angka yang luar biasa dalam peningkatan jumlah penduduk sebagai konsumen listrik, sedang disisi yang lain angka yang seolah tidak berkembang atau justru hanya diam tidak ada peningkatan jarum ukur.

Angka penigkatan pertumbuhan penggunaan listrik di awal 2008 ini sudah tercatat sebesar 6,8%. Sedang angka peningkatan APBN hanaya sebesar 1,9%. Dari angka itu pula angka pasokan BBM untuk pembangkitan adalah sebesar 9,1 juta liter . Sedangkan realisasi ketersediaan BBM untuk PLN adalah sebesar 3,651 juta liter atau senilai dengan 42,24% dari pasokan. Terlepas dari masalah BBM yang juga semrawut, keadaan sepeti ini mengakibatkan angka daya listrik yang dibangkitkan oleh PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik terbatas dan tidak maksimal. Dan besarnya daya hasil pembangkitkan PLN total, dari berbagai sumber energy adalah sebesar 29.705 MW , yang terdiri dari Jawa-Bali sebesar 22.303 MW dan luar Jawa-Bali sebesar 7.403 MW. Beban puncak dari Jawa-Bali saja tercatat pernah mencapai 17.000 MW dimana beban puncak ini berada pada selang waktu 17.00-22.00. dengan melihat selisihnya dapat terlihat bahwa cadangan untuk beban puncak adalah sekitar 5.000 MW atau sekitar 20% cadangan power untuk beban puncak. Padahal ideal sebuah Negara apalagi Negara sebesar Indonesia adalah minimal sebesar 30%. Angka yang luar bisa besar untuk ukuran cadangan yang kecil untuk Negara yang besar.

Selain dari pembangkitan yang sedikit bermasalah, ketersediaan daya oleh PLN juga disebabkan karena ketergantungan PLN pada BBM sebagai energy untuk pembangkitan. Tercatat bahwa PLN selalu menggunakan BBM untuk pembangkitan sebesar 34% dari keseluruhan energy, namun dari yang sedikit ini menghabiskan biaya hingga 78% dari biaya total. Hal ini dapat dengan mudah diterka karena harga minyak mentah dipasaran dunia yang kian fluktuatif. Factor kelancaran distribusi bahan bakar minyak yang tidak begitu optimal tersebut kian memperparah kondisi pasokan daya listrik hasil pembangkitan. Ketersediaan BBM yang langka juga menambah rentetan penyebab pasokan daya PLN berkurang. Sebagai alternative yang dilakukan oleh PLN adalah PLN mulai beralih ke batubara sebagai pengganti BBM, untuk mengurangi katergantungan pada BBM. Namun ketika beban puncak PLN tetap saja menggunakan BBM sebagai bahan penggerak turbin. Dengan analisis bahwa ketika turbin itu digerakkan dengan menggunakan BBM hanya akan sedikit BBM yang terbuang sebagai peghilang kelembaman turbin. Sedang apabila dalam penggunaan batubara, akan banyak batubara yang hilang dalam proses penggerakkan turbin untuk menghilangkan kelembaman. Tapi seperti membuang garam di laut, harga batubara yang mahal yaitu sebesar 50 dollar AS per ton bahkan karena krisis listrik di PLTU Cilacap berkembang rumor “Jangan lagi kirim batubara ke Jawa, tetapi kirim listriknya saja. Belum lagi kalau dirunut seberapa banyak pencurian listrik, perkara korupsi dan kongkalikong para pejabat PLN yang sudah mengakar, menambah kelam hitam PLN kita.

Oleh karena itu krisis listrik tak dapat dielakkan kembali. Kelangkaan power listrik yang dihadapkan sekian banyak kebutuhan listik untuk segala segmen. Industri, rumah tangga, pemerintahan, dan pendidikan yang sangat mengalami ketergantungan akan listrik. Bahkan diramalkan bahwa krisis listrik ini hingga pertengahan 2009. Dengan merunut pertumbuhan konsumsi listrik yang naik setiap hingga lebih dari 6%, sedang cadangan energy kian tergerus. Berbagai solusi sudah mencuat ke publik sebagai tawaran akan kelangkaan listrik. Dari mulai insentif dan dis-insentif listrik sebagai media control akan penggunaan listrik. Namun apa boleh buat, semua solusi hanya sebagai wacana semata, dan kurang diindak lanjuti. Dan satu jalan sebagai wahana untuk menghemat energi listrik adalah dengan pemadaman bergilir. Pemadaman bergilir ini sudah membuat masyarakat memegang kepala sendiri-sendiri. Hal ini bervariasi lamanya, bahkan ada daerah yang mengalami pemadaman lebih dari 4 jam, bahkan 12 jam. Hal ini sangat mengganggu aktivitas vital masyarakat. Seperti industri yang terganggu proses produksinya karena energy listrik yang tiba-tiba padam, bahkan hingga hitungan jam. Di jawa saja banyak sekali daya listrik yang dikurangi, karena digunakan untuk pemenuhan di daerah lain. Namun efek selanjutnya adalah banyak aktivitas produksi yang terganjal masalah energy. Penurunan kualitas dan kerugian secara finansiall tidak dapat dipungkiri. Di jawa sentra produksi apa bila dipadamkan beberapa jam saja, maka akan banyak uang yang akan hilang, produsen rugi, pekerja akan kurang dalam penghasilan. Sebagian industry dalam skala yang cukup besar dapat memberi solusi dengan menambah pembangkit listrik sendiri dengan tenaga diesel motor Genset. Dengan fixed cost yang tiba-tiba membengkak. Namun bagi usaha kecil hanya pasrah menanti listrik kembali menyala, untuk kembali memutar dapur produksi mereka. Sebagai contoh kasus pemadaman bergilir yang dikeluhkan pelaku usaha di Banten, terutama pemilik usaha konveksi rumahan di Kelurahan Trondol, Kecamatan Serang. Akibat pemadaman listrik ini, industry konveksi mereka terhenti hingga seharian dan akibatnya adalah uang mereka melayang kurang lebih sebesar Rp 2-Rp 5 Juta. Di Purwakarta, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Purwakarta akan melayangkan keberatan kepada PT PLN atas pemadaman listrik secara bergilir. Kerugian akibat pemadaman itu diperkirakan mencapai lebih dari Rp 2 miliar. Belum lagi masalah pendidikan yang tiba-tiba akan tersendat karena listrik yang tiba-tiba padam. Kegiatan belajar mengajar akan terganggu. Kegiatan praktikum akan tersendat. Sebagai contoh jurusan teknik elektro yang satu pecan lalu padam di tengah kegiatan perkuliahan dan praktikum. Fasilitas public yang terganggu.

PLN sendiri menawarkan solusi untuk mengatasi krisis ini dipandang dari segi pemasokan daya listrik. Proyek 10.000 MW pembangkit listrik. Proyek ini diharapkan dapat menjadi jawaban jitu masalah PLN ini. Proyek pembangunan ini diharapkan dapat memenuhi kelangkaan listrik yang ada sekarang ini. Bahkan Tim Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik optimis 2009 sudah akan selesai 10%, dan 80% 2010, dan ditargetkan 2011 selesai penuh 100%. Segala macam usaha untuk meminimalisir segala kendala seperti tumpang tindih lahan sebagai tempat berbagai perkakas elektronik. Hal ini dimaksudkan agar proyek ini dapat segera teraplikasikan sebagai solusi untuk mengurangi dampak krisis listrik secara berkelanjutan.

Satu pernyataan yang memang dapat merepresentasikan berbagai carut marut PLN, adalah PLN salah urus. Dari kesalahan urus ini banyak sekali pihak yang dirugikan secara material. Sebagai warga yang kritis dan solutif, sudah menjadi hal ynag wajar kalau kita memikirkan keadaan listrik di Indonesia ini. Dengan perilaku hemat dan peduli listrik minimal di rumah. Gunakan Lampu Hemat Energi (LHE) disaat beban puncak PLN yaitu pukul 17.00-22.00. Matikan lampu dan AC ketika keluar ruangan agar listrik tidak terbuang sia-sia. Segera laporka apabila ada kecurangan dalam pemakaian listrik, pencurian listrik. Karena hal tersebut mengurangi hak warga lain dalam penggunaan listrik. Karena listrik dibangkitkan dari energy yang irreversible maka kita wajib untuk berlaku hemat dan optimal dalam pemakaian. Hal ini dapat kita ambil pelajaran bahwa semua hal apabila diurus dengan baik, akan tetap menghasilkan output yang baik pula. PLN yang salah urus ini, harus segera dibenahi agar kesalahurusan ini tidak menjadi kerak yang lengket dan tidak dapat lepas, tidak dapat di tolerin lagi, dan konsumen akan merasa sangat kecewa. Trust pada PLN akan berkurang. Alam telah kian banyak memberikan sumber daya yang dapat dimanfaatkan, namun sebagi insan yang bermoral dan beradab kita harus pula memberikan feed back yang baik pula kepada alam. Krisis listrik ini sudah menjadi bahan renungan kita. Kebutuhan akan listrik kedepan akan semakin meningkat, maka sudah sepatutnya kita mempersiapkan segala kemungkinan untuk mengurangi besarnya krisis listrik.

Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar